Kamis, 15 Juli 2010

Kodok manjat Menara



Saya teringat dengan sebuah cerita yang sangat inspiratif. Di suatu negeri kodok ada kontest memanjat menara. Tidak kurang dari 50 kodok mengikutinya. Ribuan penonton yang juga kodok berteriak ada yang mensupport dan tidak sedikit yang meledek dengan cacian, makian. Di mana-mana suporter memang lebih pandai dari pemain. Coba saja pergi ke pertandingan sepak bola, kata-kata bodoh, (maaf) goblok, dll dengan mudah keluar dari mulutnya.Demikian halnya dalam kontes kodok manjat menara tadi. Seorang suporter teriak dengan lantang."Kodok mana mungkin bisa naik menara. Berhenti saja tidak usah diteruskan. Jangan sok jago lah."Provokator tadi terus menerus meneriakkan kata-katanya. Satu per satu kodok yang mendengar ejekan tadi mulai sadar diri dan introspeksi. Dengan kata lain mereka menjadi terpengaruh dan berhenti dari pertandingan tersebut."Mungkin iya ya... teriakan penonton itu benar. Saya tidak mungkin naik ke menara yang tinggi ini. Kayanya saya harus mengakhiri pertandingan yang tidak mungkin ini."Hampir semua kodok terpengaruh. Satu per satu turun dengan badan yang lunglai dan muka mereka terlihat seperti pecundang. Tinggal satu kodok yang melanjutkan kompetisi. Sampai akhirnya dia sampai ke puncak menara. Semua takjub dan mulai bertanya-tanya. Punya apa dia si kodok yang besarnya tidak jauh beda dengan kodok-kodok yang lain. Apakah dia memiliki kesaktian dan ilmu yang tinggi.Manager kodok yang kebetulan ada di antara penonton hanya bilang, "Kodok itu tidak memiliki ilmu apa-apa Bahkan dia itu tuli, tidak bisa mendengar apa-apa, termasuk suara riuh ejekan yang dilontarkan penonton."

Lokasi: Menara Miring Kuningan Jakarta

Dibuat 02 Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar