
menyelinap detik pekat coklat terlezat,
mengukir lorong lidah dengan coklat kental,
membuncah meleleh lidah menghangat sekelilingku,
pohon-pohon pinus menutupi beranda coklat tercium,
mendung menikam sejuk
mencekam menyentuh sendi membeku,
burung malam berdendang menyatu gesekan pohon bambu,
aku terseret arus pepohonan pinus dalam
” tomorow your be come”
aku tenggelam menatap bibirmu lekat – lekat,
pohon-pohon pinus menutupi beranda coklat
[arben1] :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar