perlahan cahaya membinar matamu
meredup tersesap pusara antahberantah,
belantara kasih masih tersulam
penuh kenikmatan dihamparan
peraduan
panjang nan beraroma bambu,
sentuhan jemarimu melukis parasku tadi malam
sepadan tarian hujan,
lengkungan tubuhmu menitah tungkai
bersilang menenun aliran
sungai rintihan bersihir surga,
menggema tabuhan gemericing
liontin zamrud khatulistiwa
menetak satinmu menghitam
[Hq]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar