Sabtu, 17 Juli 2010

zamrud Khatulistiwa

:
ketika malam memuja dini hari mengukir desah menetak tujuh tersalib mencadikmu, gelombang lautanmu menggenapkan pelukan ujung karang bertatah membuih,, perlahan mencumbu enam dilintasan kekuatan antahberantah,, mencandi parasmu lingkaran singgasana keabadian ♥
ketika tatahan empat penjuru mata angin memuja desah antahberantah, menikam Lor membelai desah Kidul bercengkaram binarmu Wetan membahana Kulon,, kerlipan gemintang sebelas membuncah tatapan matamu memantul duabelas membalut cermin cinta berpelukan kasih keabadian ♥
ketika danau matamu menatah kekuatan cinta kian membahana, perlahan detak merangkai kekuatan aliran sungai kerinduan, perbatasan malam menetak kegelapan memuja remang mentari, membahana cadikmu menitah putaran cahaya dipelupuk embun, untukmu jejak bersenandung tungkai menderu perbatasan laguna, satu dermaga terpintal penantian layar terkembang memacu detak kian mendetak, tertetak pintu langkahmu mencumbu paras rembulan menitah karam, dipelukan ibunda al tertatah kekuatan makna keabadian ♥
ketika desah matahari menghujam penantian bertiang dua sayap laguna, mengalir deras sajak sajak kerinduan menetak angka tujuh, gemericing simponi kekuatan semesta alam menitah jemari melukis makna, satu pelukan cahaya matahari menggenapkan dua kecupan membinar rembulan, bentangan cakrawala memujapelangi bertatah dua warna menggapai langkah demi kekuatan ♥
ketika dahaga kian tersesap langkah dua sayap laguna, bentangan tetesan hujan menari perlahan menggenapkan tarian antahberantah, menggema serpihan kekuatan cinta tersesap rekahan palung bening mata, matahari menghantar cahaya berpelukan menitah perjalanan purba, desau angin pagi memuja pintu tahun membentang lengan nan terbuka lebar menikahi pelukan ♥
ketika sebutir pendakian menetas dipelukan dewi cinta mengulam dahaga tebing tebing terjal, berkumandang desah pertapaan usang mencumbu nafasmu lirih bersemayam kenikmatan, lukisan kerinduan tertetak batas langit memuja pertemuan membumi, melintasi perbatasan malam mengukir tujuh fatamorgana tertetak seketika dipelukan lantunan simponi mayangmu wahai kekasih ♥
ketika sang busur melempar anak memanah jejak kerajaan pertama, sentuhan kekauatn semesta alam berkumandang tiga nafasmu, sebutir deru memujamu kian menderu melintasi tanjung bersetubuh lautan luas, lantunan hujan kata merenda hujan kenikmatan bertatahta mayang membumi, langit memuja rinai perlahan menjamu mata telanjang menggenggam desah halilintar menggema ♥
mendentang kekuatan langit melempat tetesan hujan dipelukan ibunda alam, kekuatan cintamu tergenggam antara celah jemari satu bertatah dua laksana, langkah satu merenda dua langkah tiada berakhir menyatu lantunan simponi, satu tiang merah bertaut lingkaran dua memerahkan pertapaan menjauh tonggak ketiga termerahkan, perlahan detak mendetak terpacu labirin makna keabadian ♥
merajut makna kekuatan keabadian dilintasan zamrud katulistiwa bermakna, sebutir pendakian menikam desah bertatah hutan belantara, satu kepakan kedua sayapmu menyatu dalam gumanan membahana lautan pilihanmu, gelora deburan ombakmu menatah batu karang berkecipak lantunan membuih kenikmatan, perlahan senja merangkak memuja peraduan dipelupuk kian meremang, riakan ombakmu berianapita hitam memutihkan bahtera keabadian ♥
satu bentangan dua sayapmu dilintasan laguna, menatah langkah menderu dua persimpangan dahaga, mengalir kelembutan sungai padabng pasir menderu makna goresan kanan jenjang bertahta, senja merajut makna empat kekuatan keabadian dilintasan zamrud katulistiwa bermakna, ketika tiga belas tisikan mencadik bermahligai lima ulasan sutera jemarimu, perlahan rembulan bergema enam sinar menghantar peraduan sang mata dewa, perbatasan malam berpelukan tertatah tujuh aliran membening telaga matamu, mendesah kekuatan simponi alam semesta berkerlipan delapan menara mercusuar, mendenting cumbuan dinihari bermakna sembilan irisan tatahan intan, menggetar simponi menetak sepuluh putaran pertapaan antahberantah menepi ufuk timur saat satu disatukan ♥
tertatah gemericik tetesan air memuja pancuran antahberantah meremah desah, lantunan simponi pohon bambu menetak pelatan satinmu, menggaris satu makna purba menghiasi cermin benderang malam itu, ketika tajam tatapanmu dibawah susunan kekuatan pilar megah bermega padang ilalang, satu makna kuncupmu kian bermekaran tertikan kenikmatan ♥
ketika lantunan simponi mencadikmu bertahta lima kata tanpa kosa, peraduan panjang memeluk tirai ufuktimur bersenandung selimut malam, aroma semesta alam berjubah satinmu menggaris satu semalam, pantulan cermin berparas lukisan tersapu merah menepi sisi pelukan membening danau matamu, gemuruh kepakan sayap sayap melingkari keindahan bergelombang mayangmu membahana, langit memuja keindahan empat penjuru angin bersinggasana keabadian ♥
ketika ufuktimur melipat jubah memutihkan menetak satu cermin membahana, perlahan persembahan mendetak kekuatan pembakaran dupa, tatapan ibunda alam menggenapkan kasih semesta bertuturan kelembutan cinta, bertatah desau angin barat meluluhlantak detak mencumbu aroma bambu, ketika perlahan mayangmu berpayung hitam mengembang perbatasan keindahan ♥
satu purnama membentang langit biru mencumbu malam bersinggasana kerajaan purba, menggema dua tatahan bergapura memeluk siang memuja malam, melukismu tiada terhenti warna kerinduan satu menjelma pelangi keabadian ♥
bertatah kekuatan malam terjajar hamparan permadani ufuktimur menggema, memujamu wahai jiwa penantian satu purnama dipelukan kerinduan makna ♥
menggema lantunan simponi satu jiwa tertatah keabadian, saat langit melempar tatapan kasih mencadikmu berianapita hitam memutihkan, berbalut ukiran lingkaran pelangi berbunga satin laksana, gemerisik aliran kekuatan semesta menggema garis altar bersahaja ♥
bentangan cermin mencumbu simponi benderang kekuatan keindahan,
lingkaran lukisan bermuara kemolekan bersemu mengukir kelopak mata,
bayangan lengkungan tubuhmu tertatah lantutan aliran menggema makna,
sapuan warna mencumbu para dedaunan terkuas berparas dua purnama ♥
perlahan aroma malaikat cinta menyetubuhi lautan mendetak perjalanan,
satu ujung menara menulis puisi mencadikmu bersemayam kekuatan lima kata, ketika jiwa menatah langkahmu tersesap perbatasan menggema tatapan ♥ kasih
gelombang lautanmu menitah ombak kian membuih makna tersesap perbatasan gemericing desah aroma suasana hati bertirai putih, ketika tiga sayatan memuja perbatasan kiri bertatah satu tikaman membahana lengkungan kanan, kecupan semesta alam menebar tarian hujan tengah malam membiru ♥
melingkari jemarimu lima putaran kekuatan antahberantah, perlahan menjurai garis demi garis bersilang cakrawala, persembahan para dewa dewi diperlehatan dupa menggema,, berataburan gemintang parasmu bertatah zamrud berkilauan, satu lukisan menggema tatapan berbalut corak hitam menggenapkan ♥
satu purnama menggaris makna diatas langit penuh penantian hamparan permadani, ketika duatiang menggema satu sayap menetak letihmu sang rembulan, satu tatapan kasih tersandar kasih membentang kedua tangan, sentuhan semilir sang bayu menghatar peraduan panjang sejenak, tetesan tirta membasahi sebelas makna padang ilalang berselimut kenikmatan, perlahan kereta malam melintasi perbatasan remang malam bertatah padam, semburat ufuk timur mencumbu pendakian menggapai puncak menikam lembah berdetak duabelas desah pertapaan usang, seketika tarian hujan berkumandang menggapai cakrawala ♥
senja perlahan bersolek jingga nan menjingga dipelataran cakrawala jiwa memujamu wahai keabadian cinta, desah lantunan kerinduan deburan ombak merenda lautan pilihanmu tertatah makna purba sepanjang detak batu karang, hamparan peraduan panjang kian mencumbu aroma malaikat cinta tersesap maknamu, dentingan hujan menggenapkan perjalanan dua purnama berbalut ♥
ketika dua pilar mengukir kasih dipenghujung pelataran senja, ketika kosa demi kosa melukis pemujaan matahari berbalut rembulan bertaburan gemintang, bertatah kekuatan malam terjajar penantian melintasi dua purnama menggema, hembusan angin selatan melempar daun jati bersetubuh lautan dipelukan deru bermakna ♥
menetak empat arah merenda langkah menggaris waktu penantian, seketika simponi rembulan memantulkan cahaya melintasi selat bertaut gemulai tubuhmu tergerai, perlahan tetesan embun membuka pintu mencumbu anak tangga menatah busur menikahi merah penantian ♥
satu kecupan mesra menepi melukis lengkungan wajahmu penuh kasih,
peraduan panjang menggema sejenak bernuasa cumbuan malam meremang,
pertemuan nafas langit melukis gemintang membumi zamrud khatulistiwa,
bermakna kekuatan keabadian gemericing simponi semesta ♥
Gemerisik tirta mendesah kekuatan alam semesta bersinggasana malam, deburan lautan terhampar lengkungan tubuhmu menitah layar terkembang, kerlipan gemintang melukis makna rasi demi rasi bergantian, aroma malaikat cinta bertatah dipelupuk mata bercadik lengkungan kehangatan ♥
ketika hujan menggenapkan hamparan tanah perlahan membasah, tiga belas tonggak terpancang penuh kekuatan purba membahana, langit tersapu desah awan kian berarak dipelukan palung membumi ♥
seketika matamu membinar antahberantah tersesap kenikmatan tiada akhir,
satu putaran menggenapkan seribu pintu memukau seribu jendela bermahligai ♥
perbatasan malam terlelap
memuja empat belas desahan,
dipelukan dinihari mencumbu labirin,
dua kekuatan lantunan ibunda alam
menggema satu tikaman membahana ♥
bentangan empat penjuru angin menatah mataku penuh keabadian semesta, gelombang lautanmu melantun simponi usang menenggelamkan desah peraduan malam, merangkai tiga kata ♥ bersetubuh berjuta kata mencandi keelokan tubuh telanjang,
sebutir pendakian menikahi tebing terjal
kian membahana detak nafasmu,
lengkungan cakrawala berlari membuka tirai
kekuatan ♥ menetas kenikmatan membumi
seketika semburat fajar menghening mengusap ubun ubun mentari, satu pelukan kasih ibunda alam bersinggasana dua puncak gunung membahana, seketika detak nadi tenggelam dimasa purba kelahiran semesta alam, satu kehangatan sinar matahari mencumbu lingkaran hitam bercawan ♥
Menatah tiga purnama meremang simponi ibunda alam, menggaris satu dilintasan empat penjuru angin bersenandung satin hamparan kembang setaman, saat lukisan bercorak hitam membatik balutan tubuhmu tergenapkan satu ♥
aroma bambu berkumandang melewati perbatasan antahberantah,
kedua hamparan jemari merenda warna hitam berkeindahan
tungkaimu mencandi serpihan lukisan makna belantara ♥
ketika selimut ufuktimur bercorak putih memutikan tatahan sebutir puisi,
menyentuhmu empat penjuru angin merangkai aroma malaikat cinta,
satu pelukan melukis dua lengkungan warna hitam tertikam merah darah,
berjuta kecupan merenda kenikmatan semesta alam bermakna ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar