
menyala mata menyatu
kilatan tajam taji bertuan,
merengkuh detik memuja detik kematian,
busur terkapar
merobek piahgawang berhamburan,
darah merembak meresapi
perih melukis pedih,
mengelupas tandan pelangi
rindu kebekuan,
menggenggam sutera
berbalut kepakan sayapmu,
saat kelopak daun
menanggalkan ranting kering,
tahukah engkau,
jiwa ini terkoyak
bulir demi bulir membahana lara,
karena bumi terus berputar,
segera meninggalkan kenangan lama,
sungguh menyakitkan
pintu demi pintu
membentang dengan kokohnya,
aku adalah air menetes
menyeruak perlahan
membelah celah demi celah
keretamu semakin menghilang
dicelah keheningan,
sayatan serpihan taji
menggores abadi aroma kamboja
Lokasi:
cipageran:cipageran
23 November 2009
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar